Minggu, 03 Mei 2015

MAL (Metode Amenore Laktasi)



KATA  PENGANTAR
          Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga makalah Pelayanan KB mengenai KB Alamiah Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat kami susun.
          Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelayanan KB dengan dosen  pembimbing Noveri Aisyaroh, S.SiT, M.Kes. Selain itu, dalam penyusunan maklah ini kami harapkan dapat memberikan wawasan serta pengetahuan kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya mahasiswa D3 Kebidanan Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
          Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada kami.
          Kami menyadari bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

Semarang, maret 2014

Penyusun




BAB II
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Seorang perempuan menjadi subur dan dapat melahirkan segera setelah ia mendapatkan haid yang peetama, dan kesuburan perempuan akan terus berlangsung sampai menapause.
            Kehamilan dan kelahiran yang terbaik artinya resikonya lebih rendah untuk ibu dan anak, adalah antara 20-35 tahun sedangkan persalinan pertama dan kedua paling rendah resikonya bila jarak antara dua kelahiran adalah 2-4 tahun.
            Dari data WHO (1990) didapatkan bahwa diseluruh dunia terjadi lebih dari 100 x 10(6) senggaama setiap harinya dan terjadi 1 juta kelahiran baru per hari dimana 50% diantaranya tidak direncanakan dan 25% tidak diharapkan. Dari 150.000 kasus abortus provokantus yang terjadi per hari, 50.000 diantaranya abortus ilegal dan 500 perempuan meninggal akibat komplikasi  abortus tiap harinya.
Dari faktor tersebut, kita dapat membuat perencanaan keluarga sebagai alat penyejahtera para ibu dan anak serta mewujudkan masyarakat yang sehat. Beberapa alat kontrasepsi yang ditawarkan memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode Amenorea Laktasi merupakan salah satu metode dalam mengatur pertumbuhan dan kesejahteraan penduduk.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi Metode Amenorea Laktasi ( MAL )
2.      Bagaimana cara kerja Metode Amenorea Laktasi ( MAL )
3.      Apa keuntungan Metode Amenorea Laktasi ( MAL )
4.      Apa kekurangan Metode Amenorea Laktasi ( MAL )
5.      Apa indikasi Metode Amenorea Laktasi ( MAL )
6.      Apa kontra indikasi Metode Amenorea Laktasi ( MAL )
7.      Apa kriteria Metode Amenorea Laktasi ( MAL )
8.      Apa intruksi yang diberikan pada penggunaan Metode Amenorea Laktasi ( MAL )
9.      Bagaimana keefektifan Metode Amenorea Laktasi ( MAL )
C.     TUJUAN
1.      Mahasiswa mampu mengerti dan paham mengenai pokok bahasan KB Metode Amenorea Laktasi ( MAL ).
2.      Mahasiswa dapat menyebutkan keuntungan dan kekurangan / keterbatasan apa saja dalam menggunakan KB Metode Amenorea Laktasi ( MAL ).
3.      Mahasiswa dapat mengetahuiindikasi, kontra indikasi dalam menggunakan KB Metode Amenorea Laktasi ( MAL ).
4.      Mahasiswa dapat mengetahui kriteria menggunakan KB Metode Amenorea Laktasi ( MAL ) dan;
5.      Mahasiswa dapat mengetahui intruksi yang diberikan serta keefektifan dalam menggunakan KB Metode Amenorea Laktasi ( MAL ).

           



BAB II
METODE AMENORE LAKTASI

A.    Pengertian
Metode amenore laktasi ( MAL ) merupakan alat kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu ( ASI ). Metode ini dapat dijadikan alat kontrasepsi jika memenuhi syarat, yaitu:
a)      Menyusui secara penuh ( full breast feeding )
b)      Belum menstruasi
c)      Usia bayi kurang dari 6 bulan
d)     Metode ini bisa efektif sampai 6 bulan
  e)  Harus dilanjutkan dengan pemakaaian metode kontrasepsi lainnya 
Penggunaan MAL bagi ibu-ibu postpartum sebagai metodekontrasepsi dapat diandalkan sepanjang ibu tidak mengalami ovulasi. Hanya saja yang menjadi persoalannya adalah sampai sekarang masih sukar sekali untuk menentukan kapan ovulasi akan kembali, kebanyakan ( tetapi tidak semua ) ibu-ibu yang sedang menyusui tidak akan mengalami ovulasi untuk 4-24 minggu setelah melahirkan, sedankan ibu-ibu yang tidak menyusui dapat mengalami ovulasi lebihdini, yaitu 1-2 bulan setelah melahirkan.
Semakin lama ibu tidak menyusui bayinya, menstruasi akan cenderung cepat kembali selama masa menyusui tersebut, dan makin cenderung timbul ovulasi yang mendahului menstruasi pertama postpartum. Sebaliknya, semakin sering bayi mengisap ASI maka semakin lama kembalinya atau tertundanya menstruasi ibu.
Penelitian Howie dan kawan-kawan (1981) menemukan bahwa ovulasi tidak akan terjadi bila laktasi yang ketat dipertahankan. Tampaknya bayi yang mengisap ASI sebanyak 6 kalih atau lebih dalam 24 jam, dengan lama menyusu > 60 menit per 24 jam, serta menyusu pada malam hari, ,merupakan faktor-faktor penting dalam penundaan ovulasi.
Setelah melahirkan, ovulasi dapat terjadi dalam 28 hari bila ibu tidak menyusui bayinya.ovulasi akan tertunda selama lebih dari 10 minggu dan mungkin selama masa laktasi, asalkan frekuensi, intensitas, dan kebutuhan bayi diperhatikan.
B.     Cara kerja Metode Amenore Laktasi
Konsentrasi prolaktin meningkat sebagai respons terhadap stimulus pengisapan berulang ketika menyusui. Dengan intensitas dan frekuensi yang cukup,kadar prolaktin akan tetap tinggi. Hormon prolaktin yang merangsang produksi ASI juga mengurangi kadar hormon LH yang diperlukan untuk memelihara dan melangsungkan siklusmenstruasi.
Kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan ovarium menjadi kurandg sensitif terhadap perangsangan gonadotropin yang memang sudah rendah, dengan akibat timbulnya inaktivasi ovarium, kadar estrogen yang rendah dan an-ovulasi. Bahkan pada saat aktivitas ovarium mulai pulih kembali, kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan fase luteal yang singkat dan fertilitas menurun. Jadi, intinya cara kerja Metode Amenore Laktasi ( MAL ) ini adalah dengan penundaan atau penekanan ovulasi.
C.     Keuntungan Metode Amenore Laktasi
·         Keuntungan kontrasepsi
a.       Efektifitas tinggi ( keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca persalinan )
b.      Segera efektif
c.       Tidak mengganggu senggama
d.      Tidak ada efek samping secara sistemik
e.       Tidak perlu pengawasan medis
f.       Tidak perlu obat atau alat
g.      Tanpa biaya
h.      Menstruasi sudah mulai kembali
i.        Bayi sudah tidak terlalu sering menyusu ( on demand )
j.        Bayi sudah berusia 6 bulan atau lebih
·         Keuntungan nonkontrasepsi
Untuk bayi
a.       Mendapatkan kekebalan pasif
b.      Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal
c.       Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau formuula, atau alat minum yang dipakai
Untuk ibu
a.       Mengurangi perdarahan pasca persalinan.
b.      Mengurangi resiko anemia.
c.       Meningkatkan hubungan psikologi ibu dan bayi.
D.    Kekurangan / keterbatasan Metode Amenore Laktasi
1.      Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan.
2.      Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
3.      Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid sampai dengan 6 bulan. Hanya wanita amenore yang memberikan ASI secara eksklusif dengan interval teratur, termasuk pada waktu malam hari, yang selama 6 bulan pertama mendapatkan perlindungan kontrasepstif sama dengan perlindungan yang diberikan oleh kontrasepsi oral. Dengan munculnya menstruasi atau setelah 6 bulan, resiko ovulasi meningkat.
4.      Tidak melindungi terhadap IMS termasuk hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS (Saifuddin, 2003).
E.     Indikasi Metode Amenore Laktasi
Ibu yang dapat menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan belum mendapat haid setelah melahirkan. Kita dapat mendorong ibu untuk memilih metode lain dengan tetap menganjurkan untuk melanjutkan ASI, saat terjadi keadaan-keadaan seperti :
Keadaan
Anjuran
Ketika mulai memberikan makanan pendamping secara teratur (menggantikan satu kali menyusui)
Membantu klien memilih metode lain.walaupun metode kontrasepsi lain dibutuhkan, klien harus didorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI.
Ketika haid sudah kembali
Membantu klien memilih metode lain. Walaupun metode kontrasepsi lain dibutuhkan, klien harus didorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI.
Bayi sudah tidak terlalu sering menyusu (on demand)
Membantu klien memilih metode lain. Walaupun metode kontrasepsi lain dibutuhkan, klien harus didorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI.
Bayi berumur 6 bulan atau lebih
Membantu klien memilih metode lain. Walaupun metode kontrasepsi lain dibutuhkan, klien harus didorong untuk tetap melanjutkan pemberian ASI.

F.      Kontra indikasi penggunaan MAL
a)      Sudah mendapat menstruasi setelah melahirkan
b)      Tidak menyusui secara eksklusif
c)      Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
d)     Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam
G.    Kriteria Metode Amenorea Laktasi ( MAL )
Syarat ibu untuk menggunakan metode KB alami Amenorea Laktasi ( MAL ) yaitu:
a.       ibu yang menyusui secara eksklusif.
b.      ibu belum menstruasi sejak melahikan (belum haid).
c.       ibu memberikan Asi kepada bayinya secara ”penuh” (hanya sesekali diberi satu sampai dua teguk air minum,misalnya pada upacara adat/keagamaan).
d.      bayi berusia 6 bulan. (Saifuddin, 2003)
H.    Intruksi kepada klien (hal yang harus disampaikan kepada klien)
·         Seberapa sering harus menyusui.
Bayi disusui secara ondemand (menurut kebutuhan bayi). Biarkan bayi menyelesaikan menghisap dari satu payudara sebelum memberikan payudara lain, supaya bayi mendapat cukup banyak susu akhir (hind milk). Bayi hanya membutuhkan sedikit ASI dari payudara berikut atau sama sekali tidak memerlukan lagi. Ibu dapat memulai dengan memberikan payudara lain padda waktu menyusui berikutnya sehingga kedua payudara memproduksi banyak susu.
·         Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepasskan hisapannya.
·         Susui bayi ibu juga pada malam hari karena menyusui waktu malam membanttu mempertahankan kecukupan persediaan ASI.
·         Bayi terus disusukan walau ibu/bayi sedang sakit.
·         ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin.
·         Kapan mulai memberiksan makanan padat sebagai makanan pendamping ASI. Selama bayi tumbuh dan berkembang dengan baik serta kenaikan berta badan cukup, bayi tidak memerlukan makanan selain ASI sampai dengan umur 6 bulan.
·         Apabila ibu menggantikan ASI dengan minuman atau makanan lain, bayi akan menghisap kurang sering dan akibatnya menyusui tidak efektif lagi sebagai metode konttrasepsi.
·         Haid, ketika ibu sudah mendapatkan haidnya lagi, maka pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera memulai menggunakan metode KB lainnya.
·         Untuk kontrasepsi dan kesehatan.
1.      Memerlukan  metode kontraspsi lain ketika seorang ibu mulai dapat haid lagi, jika tidak lagi menyusui secara eksklusif atau bila bayi sanda sudah berumur 6 bulan.
2.      Konsultassi dengan bidan atau dokter atau tempat pelayanan kesehatan sebelum memulai menggunakan alat kontrassepsi lainnya.
3.      Jika suami atau pasangan beresiko tinggi terpapar IMS, termasuk AIDS, sebaiknya menggunakan kondom ketika MAL.
·         Apa yang harus dilakukan bila ibu menyusui tidak secara eksklusif atau berhenti menyusui.
1.      Sebaikanya menggunakan kondom atau metode kontrasepsi lain ketika anda tidak menyusui lagi secara eksklusif.
2.      Ke klinik atau pelayanan kesehatan untuk membantu memilihkan atau memberikan metode kontrasepsi lain yang sesuai.
I.       Keefektifan Metode Amenorea Laktasi ( MAL )
Beberapa catatan dari konsensus bellagio (1988) untuk mencapai keefektifan 98% adalah:
1.      Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (hanya sesekali diberi 1-2 teguk air/minuman pada upacara adat atau agama).
2.      Perdarahan sebelum 56 hari pasca persalinan dapat diabaikan (belum dianggap haid).
3.      Bayi menghisap secara langsung
4.      Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir.
5.      Kolostrum diberikan kepada bayi.
6.      Pola menyusui on demand dan dari kedua payudara
7.      Sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari.
8.      Hindari jarak menyusui lebih dari 4 jam.
Setelah bayi berumur 6 bulan, kembalinya kesuburan mungkin didahului haid, tetapi dapat juga tanpa didahului haid. Efek ketidakssuburan karena menyusui sanagat dipengaruhi oleh aspek-aspek:
1.      Cara menyusui.
2.      Seringnya menyusui.
3.      Lamanya setiap kali menyusui.
4.      Jarak antara menyusui.
5.      Kesungguhan menyusui.
Langkah-langkah penentuan saat pemakaian KB MAL
langkah-metode-amenorea-laktasi.gif.png
*bagaimanapun, klien dapat memilih salah satu cara ber-KB tamabahan pada setiap saat




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Metode amenore laktasi ( MAL) merupakan salah satu metode kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI ). Metode ini menberikan banyak keuntungan bagi pemakainya. Selain memberikan keuntungan kontraseptif. Namun sebagai mana layak nya jenis metode kontrasepsi lainnya,MAL juga mempunyai beberapa keterbatasan.
Metode Amenore Laktasi (MAL ) bekerja dengan cara menekan atau menunda terjadinya proses ovulasi,yaitu dengan peningkatan hormon prolaktin sebagai akibat responsterhadap stimulus pengisapan berulang pada saat menyusui. Penggunaan MAL bagi ibu pospartum sebagai metode kontrasepsi dapat diandalkan sepanjang ibu tidak mengalami ovulasi. Semakinlama ibu memulai untuk menyusui bayinya,menstruasi akan semakin cenderung terjadi kembali selama masa meyusui tersebut,dan makin cenderung timbul ovulasi yang mendahului menstruasi pertama postpartum. Sebaliknya, semakin sering mengisap ASI, maka semakin lama kembalinya atau tertundanya menstruasi ibu.



DAFTAR PUSTAKA
Saifudin, Abdul bari.2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono prawirohajo.
Varney, Helen. 2006. Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.
Wikhjosastro, Hanifa. 2011. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar