Minggu, 03 Mei 2015

Metode Kontrasepsi Implan

KATA  PENGANTAR
          Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga makalah Pelayanan KB mengenai KB hormonal implan dapat kami susun.
          Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelayanan KB dengan dosen  pembimbing Noveri Aisyaroh, S.SiT, M.Kes. Selain itu, dalam penyusunan maklah ini kami harapkan dapat memberikan wawasan serta pengetahuan kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya mahasiswa D3 Kebidanan Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
          Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada kami.
          Kami menyadari bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

Semarang, maret 2014

Penyusun
BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relative  tinggi. Esensi tugas program keluarga berencana (KB) dalam hal ini telah jelas, yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagian dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Alat kontrasepsi sangat berguna sekali dalam program KB namun perlu diketahui bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang. Alat kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan terdapat beberapa metode. Ada metode sederhana dan ada pula metode modern. Salah satu dari alat kontrasepsi modern adalah Implan, yang merupakan strategi peningkatan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
Namun sayangnya, pengetahuan tentang Implan dirasa kurang optimal. Mereka kurang mengetahui segala sesuatu tentang Implan. Bahkan karena kurangnya pengetahuan (terutama masyarakat awam), mereka lebih mengenal Implan dengan sebutan “Susuk KB”.
B.     Perumusan Masalah
1.      Apa pengertian metode KB implan?
2.      Apa Jenis-jenis metode KB Implan?
3.      Apa saja keuntungan ?
4.      Apa saja kekurangan Implan?
5.      Bagaimana efektivitas metode KB Implan?
6.      Bagaimana mekanisme kerja metode KB Implan?
7.      Bagaimana cara pemasangan metode KB implan?
8.      Bagaimana cara Pencabutan metode KB Implant ?
9.      Apa saja indikasi metode KB implan?
10.  Apa Kontra-Indikasi Implan?
11.  Apa saja Efek Samping Implant ?
C.     Tujuan Dari Penyusunan Makalah Ini Yaitu :
1.      Untuk memahami pengertian implan
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis implan
3.      Untuk memahami efektivitas implan
4.      Untuk mengetahui mekanisme kerja implan
5.      Untuk mengetahui  cara pemasangan implan
6.      Untuk mengetahui  cara pencabutan implan
7.      Untuk mengetahui  indikasi implan
8.      Untuk mengetahui kontra-indikasi implan
9.      Untuk mengetahui apa saja efek samping implan
10.  Untuk mengetahui  keuntungan implan
11.  Untuk mengetahui  kekurangan implan

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Implan
            Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan ( Sarwono, 2002 ). Implan adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonogestrel yang dibungkus dalam kapsul silasticsilikon ( polidemetsilixane ) dan di susukkan dibawah kulit ( Sarwono,1999).

B.     Jenis-jenis implan
1.      Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yangdiisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
2.      Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40mm, dan diameter 2mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
3.      Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levenorgestrel dengan lama kerja 3 tahun

C.     Efektivitas Implan
 Implant merupakan kontrasepsi yang paling tinggi daya gunanya. Kegagalan adalah 0,3 per 100 tahun–wanita (sarwono 2002). Kegagalannya 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan.

D.    Mekanisme Kerja Implan
1.      Lendir serviks menjadi kental
2.      Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
3.      Mengurangi transportasi sperma
4.      Menekan ovulasi

E.     Cara Pemasangan Implan
Pemasangan Implant biasanya dilakukan dibagian atas (bawah kulit) pada lengan kiri wanita ( lengan kanan bagian yang kidal ), agar tidak menggangu kegiatan. Implant dapat dipasang pada waktu menstruasi atau setelah melahirkan oleh dokter atau bidan yang terlatih.
Sebelum pemasangan, dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan juga disuntik untuk mencegah rasa sakit ( anestesi ). Luka bekas pemasangan harus dijaga agar tetap bersih kering dan tidak boleh terkena air selama 5 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter seminggu setelah pemasangan. Setelah itu setahun sekali selama pemakaian dan setelah 5 tahun implant harus diambil atau di lepas. (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.1993)
Saat pemasangan yang tepat adalah pada waktu menstruasi atau 1-2 setelah menstruasi. Akseptor sebaiknya berbaring horizontal atau duduk selama pemasangan implant untuk mempermudah pemsangan.
a.       Lengan yang tidak dominan (lengan kiri) diletakan lurus setinggi pundak. Tentukan daerah pemsangan biasanya sekitar 8 cm hingga 10 cm di atas lipat siku. Lakukan pembersihan di daerah tindakan dan sekitarnya.
b.      Lakukan anestesi local di tempat insersi dan dengan arah seperti kipas sepa njang 4-4,5 cm dengan pembius local.
c.       Lakukan sayatan melintang selebar 2-3 mm ditempat suntikan, agar luka tidak dijahit dan mengurangi kemugkinan infeksi.
d.      Tusukkan trochar melalui sayatan ke bawah kulit, perhatikan tanda batasnya dan tusukkan sampai tanda batas dekat pangkal trochar.
e.       Keluarkan batang dalam trochar dan masukkan kapsul implant ke dalam batang ke luar trochar dengan memakai pinset anatomis, dorong pelan-pelan dengan batang pendorong sampai terasa ada tahanan.
f.       Pertahankan posisi batang pendorong, tarik trochar perlahan-lahan sepanjang batang pendorong sampai batas paling ujung. Implant terlepas dari trokar kalau tanda batas paling ujung terlihat pada luka insisi dan dipastikan dengan meraba ujung trokar dengan jari.
g.      Raba implant terpasang dengan telunjuk kiri, dorong trokar pada posisi sebelahnya tanpa terlebih dahulu mengeluarkan ujungnya dari sayatan. Pasang seluruh implant dengan posisi menyerupai kipas, sehingga keenam kapsul terpasang baik. Olesi luka sayatan dengan antisepstik, tutup dengan plester dan kasa steril dan balut dengan perban.

F.      Pencabutan Implant
a.       Tentukan posisi implant dengan palpasi. Lakukan desinfeksi di daerah tindakan dan sekitarnya. Lakukan anastesi local pada tempat insersi dengan bentuk seperti kipas dengan cairan pembius local.
b.      Lakukan sayatan 2-3 mm, agar luka tidak perlu dijahit dan mengurangi kemungkinan infeksi.
c.       Tekan Implan dengan jari kea rah sayatan, setelah ujung tampak, jepit dengan pean dan tarik keluar.
d.      Bersihkan implant dari jaringan yang menutupi ujungnya dengan menggunakan scalpel.
e.       Jepit ujung implant yang telah bersih dengan pean yang lain. Tarik keluar implant perlahan-lahan sampai terlepas seluruhnya. Lakukan hal yang sama sampai semua implant (6 btg) dikeluarkan. Rapatkan luka, tutup dengan plester, kasa steril dan balut dengan perban.

G.    Indikasi Implant
a.       Usia reproduktif.
b.      Telah memiliki anak ataupun yang belum.
c.       Mengfhendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
d.      Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e.       Pascaperssaliinan dan tidak menyusui.
f.       Pascakeguguran.
g.      Tidak menginginkan anak lagi, tapi menolak stirilisasi.
h.      Riwayat kehamilan ektopik.
i.        Tekanan darah ,180/110 mmhg, dengan masalah pembekuan ddarah, atau anemia bulan sabit (sickle cell).
j.        Tidak boleh menggunakan kontrassepsi hormonal yang mengandung estrogen.
k.      Sering lupa  menggunakan pil.

H.    Kontra-Indikasi Implan
a.       Hamil atau diduga hamil
b.      Perdarahan pervagina yang belum jelas  penyebabnya.
c.       Benjolan/ kanker payudara atau ada riwayat sebelumnya.
d.      Tidak dapat menerima perubahan haid yang terjadi.
e.       Mioma uteeri dan kanker payudara.
I.       Efek Samping Implan
a.       Amenorea yang disertai nyeeri perut bagian bawah.
b.      Perdarahan yang banyak dari kemaluan.
c.       Rasa nyeri pada lengan.
d.      Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau  nanah.
e.       Ekspulsi dari batang implan.
f.       Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur.
g.      Nyeri dada hebat.
h.      Dugaan adanya kehamilan.
*hubungi dokter atau klinik bila mendapat gejala diatas.
Penanganan efek samping atau masalah yang sering ditemukan
Efek samping/masalah
Penanganan
·         Amenore
·         pastiakan hamil atau tidak, bila tidak hamil, tidak memerlukan penanganan khusus, cukup konseling saja.
·         Bila klien tetap saja tidak dapat menerima, angkat saja implan dan anjurkan menggunakan alat kontrasepsi lainnya.
·         Bila terjadi kehamilan, dan klien ingin melanjutkan kehamilannya, cabut implan dan jelaska, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga kehamilan ektopik, klien dirujuk. Tidak ada gunanya memberikan obat hormon untuk memancing timbulnya perdarahan.
·         Perdarahan bercak (spotting) ringan.
·         Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada tahun pertama. Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian implan dapat diberikan pil kombinasi satu siklus, atau ibuprofen 3x800 mg selama 5 hari. Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila terjadiperdarahan lebih banyak dari biasanya, maka berikan 2 tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi, atau dapat juga diberikan 50µg etinilestradiol, atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
·         Ekspulsi
·         cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan adakah tanda-tanda infeksi pada daerah insersi. Bila tidk ada dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapssul baru paada lengan yaang lain, atau anjurkan klien menggunakan metode kontrasepsi lain.
·         Infeksi pada daerah lain
·         Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air, atau antiseptik. Berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implan jangan dilepas dan klien diminta kembali satu minggu. Apabila tidak membaik, cabut implan dan pasang kembali pada posisi lengan yang lain atau cari metode kontrasepsi yang lain. Apabila ditemukan aabses,  bersihkan dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implan, lakukan perawatan luka, dan berikan antibiotik oral 7 hari.
·         Berat badan naik/ turun
·         Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat bdan 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi berubahan berat badan 2 kg atau lebih. Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu klien mencari metode lain.

J.       Keuntungan Implan
(Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.1993)
a.       Tidak menekan produksi ASI
b.      Praktis dan efektif
c.       Tidak ada factor lupa
d.      Masa pakai jangka panjang (5 thn)
e.       Membantu mencegah anemia
f.       Khasiat kontrasepsi susu berakhir segera setelah pengangkatan
g.      Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormone estrogen
h.      Mengurangi nyeri haid
i.        Mengurangi jumlah darah haid
j.        Mengurangi/memperbaiki anemia
k.      Melindungi terjadinya kanker endometrium
l.        Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
m.    Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
n.      Menurunkan angka kejadian endometriosis

K.    Keterbatasan penggunaan implan
a.       Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.
b.      Timbunya keluhan-keluhan seperti:
c.       Nyeri kepala
d.      Peningkatan / penurunan berat badan
e.       Nyeri payudara
f.       Perassan mual
g.      Pening / pusing
h.      Perubahan perasaann (mood) atau kegelisahan (nervousness).
i.        Memerlukan tindak pembedahan minor unrtuk insersi dan pencabutan.
j.        Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.
k.      Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan , akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.
l.        Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obatan tuberculosis (rifampisin)  atau obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat).
m.    Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Implan adalah alat Kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Didalam setiap hormon Levomorgestril yang dapat mencegah terjadinya kahamilan. Satu set Implant terdiri dari 6 kapsul yang dapat bekerja secara efektif selama 5 tahun. Kalau Implant dicabut kesuburan bisa pulih dan kehamilan bisa terjadi. Cara pencabutan Implan hampir sama dengan pemasangannya yaitu dengan penyayatan kecil dan dilakukan oleh petugas kesehatan yang terlatih. Sebelum pemasangan Implan sebaiknya kesehatan  Ibu diperiksa terlebih dahulu, supaya tahu apakah ibu bisa memakai Implan atau tidak.
B.     Saran


DAFTAR PUSTAKA
Saifudin, Abdul bari.2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono prawirohajo.
Varney, Helen. 2006. Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.
Wikhjosastro, Hanifa. 2011. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.