Selasa, 03 November 2015
Jumat, 30 Oktober 2015
pengalaman Vagina Toucher (pemeriksaaan dalam)
VAGINA TAUCHER
Tak asing bukan dengan
kalimat vagina taucher atau pemeeriksaan dalam,
Vagina taucher atau
pemeriksaan dalam ini kita lakukan untuk mengetahui pembukaan dan kemajuan
persalinan dengan memasukkan jari tengah dan jari telunjuk kita melalui
vagina/jalan lahir, selain itu bisa di lakukan jika terdapat indikasi lainnya
seperti ibu datang dengan mengeluh keluar cairan mrembes atau ngepyok, guna mengetahui
sudah masuk inpartu apa blm, seandainya blm masuk inpartu maka jalan terbaiknya
adalah di rujuk, kalau sudah masuk inpartu dipantau kemajuan persalinan dan
pencegahan infeksi lebih di tekankan (lebih jelasnya baca buku phantom ya say,,).
Kembali lagi dengan VT,
kalau ada indikasi pastilah juga ada kontraindikasi, dalam pemeriksaan VT tidak
boleh dilakukan jika terdapat perdarahan, kenapa? Karena jika ibu meengeluh
terdapat perdarahan bisa jadi ibu meengalami plasenta previa yang ditandai
dengan perdarahan segar dan tidak disertai nyeri, plasenta previa ini disebabkan
karena disporposi/ kelainan letak pada plasenta, normalnya, posisi plasenta
berada di dinding depan, belakang atau puncak rahim, Sedangkan plasenta previa
letak plasenta biasanya mendekati mulut rahim (plasenta letak rendah) dan
menutupi sebagian maupun total mulut rahim. Kontaindikasi lainnya yaitu jika
ibu mengalami infeksi pada daerah genitalia, kenapa tidak boleh dilakukan? Karena
VT jika dilakukan akan meningkatkan terjadinya infeksi (hati2 ya say,, jangan
main colok aja).
Langsung aja ya gays, disini
saya akan sedikit bercerita mengenai VT (Vagina Toucher).
Pertama kali saya melakukan
VT adalah pada saat PKK 2 di BPM Lejar Supendah Mijen Semarang, hal yang saya
rasakan saat VT hanya rasa hangat, ginyir2, ahh pokoknya menggelikan, dan gatau
mana itu pembukaan mana itu forniks, sering kali saat VT selalu pembukaan 4 dan
ga ada kemajuan, setelah saya fikir2 selama beberapa tahun…(pada PKK 3) saya
ulang kembali untuk mencoba melakukan VT Alhamdulillah saya disini mendapatkan
petunjuk dan hidayah dari yang maha mengetahui, ternyata kesesatan saya dalam
melakukan VT yang selalu pembukaan 4 baru saya sadari bahwa dulu setiap saya VT
pasti selalu pada bagian forniks posterior :D…hihihi..
Jadi tipsnya adalah kalau VT
jangan suka cepet2an jari kita dikeluarin, pelan2 kita nyari bagian2 dalam sama
kita pelajari… ngomong dlm hati gini yaa kalo VT: “ehh ini itu serviksnya, eh
ini forniks anterior, eh ini fornik posterior, eh ini keras2 kepala, dan seperti itu,,”
yaa silahkan dicoba yaa para
calon bidan, biar setelah lulus ga bingung kalo pas kerja disuruh VT, good
luck,, eits sama jangan takut untuk mencoba yaaa, kuatkan hati kuatkan tekat!!
Minggu, 03 Mei 2015
Metode Kontrasepsi Implan
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga makalah Pelayanan KB
mengenai KB hormonal implan dapat kami susun.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelayanan KB dengan dosen pembimbing Noveri Aisyaroh, S.SiT, M.Kes.
Selain itu, dalam penyusunan maklah ini kami harapkan dapat memberikan wawasan
serta pengetahuan kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya mahasiswa D3 Kebidanan
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Dalam kesempatan ini kami selaku
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan,
ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada kami.
Kami
menyadari bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin
Semarang,
maret 2014
Penyusun
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Indonesia
merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat
di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relative tinggi. Esensi
tugas program keluarga berencana (KB) dalam hal ini telah jelas, yaitu
menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagian
dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Alat kontrasepsi sangat
berguna sekali dalam program KB namun perlu diketahui bahwa tidak semua alat
kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang. Alat kontrasepsi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya kehamilan terdapat beberapa metode. Ada metode
sederhana dan ada pula metode modern. Salah satu dari alat kontrasepsi modern
adalah Implan, yang merupakan strategi peningkatan
penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
Namun
sayangnya, pengetahuan tentang Implan dirasa kurang optimal. Mereka kurang
mengetahui segala sesuatu tentang Implan. Bahkan karena kurangnya pengetahuan
(terutama masyarakat awam), mereka lebih mengenal Implan dengan sebutan “Susuk
KB”.
B.
Perumusan
Masalah
1. Apa pengertian metode KB implan?
2. Apa Jenis-jenis metode KB Implan?
3. Apa saja keuntungan ?
4. Apa saja kekurangan
Implan?
5. Bagaimana efektivitas
metode KB Implan?
6. Bagaimana mekanisme kerja metode KB
Implan?
7. Bagaimana cara pemasangan metode KB implan?
8. Bagaimana cara Pencabutan metode KB
Implant ?
9. Apa saja indikasi metode KB implan?
10. Apa Kontra-Indikasi Implan?
11. Apa saja Efek Samping Implant ?
C.
Tujuan Dari Penyusunan Makalah Ini Yaitu :
1.
Untuk memahami pengertian implan
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis implan
3.
Untuk
memahami efektivitas implan
4.
Untuk mengetahui mekanisme kerja implan
5.
Untuk mengetahui cara pemasangan implan
6.
Untuk mengetahui cara pencabutan implan
7.
Untuk mengetahui indikasi implan
8.
Untuk mengetahui kontra-indikasi implan
9.
Untuk mengetahui apa saja efek samping implan
10. Untuk mengetahui keuntungan implan
11. Untuk mengetahui kekurangan implan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Implan
Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan ( Sarwono, 2002 ). Implan adalah suatu alat
kontrasepsi yang mengandung levonogestrel
yang dibungkus dalam kapsul silasticsilikon
( polidemetsilixane ) dan di susukkan dibawah kulit ( Sarwono,1999).
B. Jenis-jenis
implan
1. Norplant.
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter
2,4 mm, yangdiisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
2. Implanon.
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40mm, dan
diameter 2mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3
tahun.
3. Jadena
dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levenorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun
C.
Efektivitas Implan
Implant merupakan kontrasepsi yang
paling tinggi daya gunanya. Kegagalan adalah 0,3 per 100 tahun–wanita (sarwono
2002).
Kegagalannya 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan.
D. Mekanisme Kerja Implan
1. Lendir
serviks menjadi kental
2. Mengganggu
proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
3. Mengurangi
transportasi sperma
4. Menekan
ovulasi
E. Cara Pemasangan Implan
Pemasangan Implant biasanya dilakukan dibagian atas (bawah kulit) pada
lengan kiri wanita ( lengan kanan
bagian yang kidal ), agar tidak menggangu kegiatan. Implant dapat dipasang pada
waktu menstruasi atau setelah melahirkan oleh dokter atau bidan yang terlatih.
Sebelum pemasangan, dilakukan
pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan juga disuntik untuk mencegah rasa sakit ( anestesi ). Luka bekas
pemasangan harus dijaga agar tetap bersih kering dan tidak boleh terkena air
selama 5 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter seminggu setelah
pemasangan. Setelah itu setahun sekali selama pemakaian dan setelah 5 tahun implant harus diambil atau di lepas. (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.1993)
Saat pemasangan yang tepat adalah pada
waktu menstruasi atau 1-2 setelah menstruasi. Akseptor sebaiknya berbaring
horizontal atau duduk selama
pemasangan implant untuk mempermudah pemsangan.
a.
Lengan yang
tidak dominan (lengan kiri) diletakan lurus setinggi pundak. Tentukan daerah
pemsangan biasanya sekitar 8 cm hingga 10 cm di atas lipat siku. Lakukan
pembersihan di daerah tindakan dan sekitarnya.
b.
Lakukan
anestesi local di tempat insersi dan dengan arah seperti kipas sepa njang 4-4,5
cm dengan pembius local.
c.
Lakukan
sayatan melintang selebar 2-3 mm ditempat suntikan, agar luka tidak dijahit dan
mengurangi kemugkinan infeksi.
d.
Tusukkan
trochar melalui sayatan ke bawah kulit, perhatikan tanda batasnya dan tusukkan
sampai tanda batas dekat pangkal trochar.
e.
Keluarkan
batang dalam trochar dan masukkan kapsul implant ke dalam batang ke luar
trochar dengan memakai pinset anatomis, dorong pelan-pelan dengan batang
pendorong sampai terasa ada tahanan.
f.
Pertahankan
posisi batang pendorong, tarik trochar perlahan-lahan sepanjang batang
pendorong sampai batas paling ujung. Implant terlepas dari trokar kalau tanda
batas paling ujung terlihat pada luka insisi dan dipastikan dengan meraba ujung
trokar dengan jari.
g.
Raba implant
terpasang dengan telunjuk kiri, dorong trokar pada posisi sebelahnya tanpa
terlebih dahulu mengeluarkan ujungnya dari sayatan. Pasang seluruh implant
dengan posisi menyerupai kipas, sehingga keenam kapsul terpasang baik. Olesi
luka sayatan dengan antisepstik, tutup dengan plester dan kasa steril dan balut
dengan perban.
F. Pencabutan Implant
a. Tentukan posisi implant dengan palpasi. Lakukan desinfeksi di daerah
tindakan dan sekitarnya. Lakukan anastesi local pada tempat insersi dengan
bentuk seperti kipas dengan cairan pembius local.
b. Lakukan sayatan 2-3 mm, agar luka tidak perlu dijahit dan mengurangi
kemungkinan infeksi.
c. Tekan Implan dengan jari kea rah sayatan, setelah ujung tampak, jepit
dengan pean dan tarik keluar.
d. Bersihkan implant dari jaringan yang menutupi ujungnya dengan menggunakan
scalpel.
e. Jepit ujung implant yang telah bersih dengan pean yang lain. Tarik keluar implant
perlahan-lahan sampai terlepas seluruhnya. Lakukan hal yang sama sampai semua
implant (6 btg) dikeluarkan. Rapatkan luka, tutup dengan plester, kasa steril
dan balut dengan perban.
G. Indikasi Implant
a. Usia
reproduktif.
b. Telah
memiliki anak ataupun yang belum.
c. Mengfhendaki
kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan
kehamilan jangka panjang.
d. Menyusui
dan membutuhkan kontrasepsi.
e. Pascaperssaliinan
dan tidak menyusui.
f. Pascakeguguran.
g. Tidak
menginginkan anak lagi, tapi menolak stirilisasi.
h. Riwayat
kehamilan ektopik.
i.
Tekanan darah ,180/110 mmhg, dengan
masalah pembekuan ddarah, atau anemia bulan sabit (sickle cell).
j.
Tidak boleh menggunakan kontrassepsi
hormonal yang mengandung estrogen.
k. Sering
lupa menggunakan pil.
H. Kontra-Indikasi Implan
a. Hamil
atau diduga hamil
b. Perdarahan
pervagina yang belum jelas penyebabnya.
c. Benjolan/
kanker payudara atau ada riwayat sebelumnya.
d. Tidak
dapat menerima perubahan haid yang terjadi.
e. Mioma
uteeri dan kanker payudara.
I. Efek Samping Implan
a. Amenorea
yang disertai nyeeri perut bagian bawah.
b. Perdarahan
yang banyak dari kemaluan.
c. Rasa
nyeri pada lengan.
d. Luka
bekas insisi mengeluarkan darah atau
nanah.
e. Ekspulsi
dari batang implan.
f. Sakit
kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur.
g. Nyeri
dada hebat.
h. Dugaan
adanya kehamilan.
*hubungi
dokter atau klinik bila mendapat gejala diatas.
Penanganan
efek samping atau masalah yang sering ditemukan
Efek samping/masalah
|
Penanganan
|
·
Amenore
|
·
pastiakan hamil atau tidak, bila
tidak hamil, tidak memerlukan penanganan khusus, cukup konseling saja.
·
Bila klien tetap saja tidak dapat
menerima, angkat saja implan dan anjurkan menggunakan alat kontrasepsi
lainnya.
·
Bila terjadi kehamilan, dan klien
ingin melanjutkan kehamilannya, cabut implan dan jelaska, bahwa progestin
tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga kehamilan ektopik, klien dirujuk.
Tidak ada gunanya memberikan obat hormon untuk memancing timbulnya
perdarahan.
|
·
Perdarahan bercak (spotting)
ringan.
|
·
Jelaskan bahwa perdarahan ringan
sering ditemukan terutama pada tahun pertama. Bila tidak ada masalah dan
klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien tetap saja
mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian implan dapat
diberikan pil kombinasi satu siklus, atau ibuprofen 3x800 mg selama 5 hari.
Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi
habis. Bila terjadiperdarahan lebih banyak dari biasanya, maka berikan 2
tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari kemudian dilanjutkan dengan satu siklus
pil kombinasi, atau dapat juga diberikan 50µg etinilestradiol, atau 1,25 mg
estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
|
·
Ekspulsi
|
·
cabut kapsul yang ekspulsi,
periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan adakah tanda-tanda
infeksi pada daerah insersi. Bila tidk ada dan kapsul lain masih berada pada
tempatnya, pasang kapssul baru paada lengan yaang lain, atau anjurkan klien
menggunakan metode kontrasepsi lain.
|
·
Infeksi pada daerah lain
|
·
Bila terdapat infeksi tanpa
nanah, bersihkan dengan sabun dan air, atau antiseptik. Berikan antibiotik
yang sesuai untuk 7 hari. Implan jangan dilepas dan klien diminta kembali
satu minggu. Apabila tidak membaik, cabut implan dan pasang kembali pada
posisi lengan yang lain atau cari metode kontrasepsi yang lain. Apabila
ditemukan aabses, bersihkan dengan
antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implan, lakukan perawatan
luka, dan berikan antibiotik oral 7 hari.
|
·
Berat badan naik/ turun
|
·
Informasikan kepada klien bahwa
perubahan berat bdan 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang diet klien apabila
terjadi berubahan berat badan 2 kg atau lebih. Apabila perubahan berat badan
ini tidak dapat diterima, bantu klien mencari metode lain.
|
J.
Keuntungan Implan
(Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.1993)
a. Tidak menekan produksi ASI
b. Praktis dan efektif
c. Tidak ada factor lupa
d. Masa pakai jangka panjang (5 thn)
e. Membantu mencegah anemia
f. Khasiat kontrasepsi susu berakhir segera setelah pengangkatan
g. Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormone estrogen
h.
Mengurangi
nyeri haid
i.
Mengurangi
jumlah darah haid
j.
Mengurangi/memperbaiki
anemia
k.
Melindungi
terjadinya kanker endometrium
l.
Menurunkan
angka kejadian kelainan jinak payudara
m.
Melindungi
diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
n.
Menurunkan
angka kejadian endometriosis
K. Keterbatasan penggunaan implan
a. Pada
kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak
(spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.
b. Timbunya
keluhan-keluhan seperti:
c. Nyeri
kepala
d. Peningkatan
/ penurunan berat badan
e. Nyeri
payudara
f. Perassan
mual
g. Pening
/ pusing
h. Perubahan
perasaann (mood) atau kegelisahan (nervousness).
i.
Memerlukan tindak pembedahan minor
unrtuk insersi dan pencabutan.
j.
Tidak memberikan efek protektif terhadap
infeksi menular seksual termasuk AIDS.
k. Klien
tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan
keinginan , akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.
l.
Efektifitasnya menurun bila menggunakan
obat-obatan tuberculosis (rifampisin)
atau obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat).
m. Terjadinya
kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Implan adalah alat
Kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam. Berbentuk kapsul silastik
(lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api.
Didalam setiap hormon Levomorgestril
yang dapat mencegah terjadinya kahamilan. Satu set Implant terdiri dari
6 kapsul yang dapat bekerja secara efektif selama 5 tahun. Kalau Implant
dicabut kesuburan bisa pulih dan kehamilan bisa terjadi. Cara pencabutan Implan hampir sama dengan pemasangannya yaitu dengan
penyayatan kecil dan dilakukan oleh petugas kesehatan yang terlatih. Sebelum
pemasangan Implan sebaiknya kesehatan Ibu diperiksa terlebih dahulu, supaya tahu apakah ibu bisa
memakai Implan atau tidak.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin, Abdul bari.2003. Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono
prawirohajo.
Varney,
Helen. 2006. Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.
Wikhjosastro, Hanifa. 2011. Ilmu Kebidanan Edisi
Ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Langganan:
Postingan (Atom)